PAK LEBAI YANG MALANG
Pak Lebai tinggal di antara dua kampung. Kampung pertama terletak di hulu sungai, sedangkan kampung kedua terletak di hilir sungai. Pada waktu yang bersamaan, kedua kampung itu mengadakan acara kenduri. Pak lebai berencana akan menghadiri kedua acara itu. Ia segera menyiapkan sampan kesayangannya. Kucing kesayangannya juga akan diajak. Setelah siap, Pak Lebai berpikir sejenak. Kalau ke kampung hulu, ia akan mendapat kepala kerbau yang besar dan aneka makanan lezat. Jika ke kampung hilir, ia akan mendapat dua kepala kambing dan berkat yang banyak. Kampung manakah yang sebaiknya didatangi lebih dahulu?.
Karena terlalu lama berpikir, waktu pun hampir tiba. Dengan tergesa-gesa Pak Lebai mendayung sampannya menuju ke kampung hulu. Ketika tiba disana, ternyata acara telah selesai. Para undangan sudah berhamburan pulang dengan membawa berkat. Secepat kilst, Pak Lebai segera menuju kampung hilir. Ketika sampai di sana, para undangan pun telah bubar. Pak Lebai hanya bisa menelan ludah kecewa.
"Ah tidak apa-apa! aku akan memancing saja. Aku akan mendapat ikan yang besar-besar nanti," Ucap Pak Lebai sambil mendayung sampannya kembali ke rumah. Pak Lebai membungkus nasi dan menyiapkan kail. Cepat-cepat ia menuju tempat yang menurutnya banyak ikan. Kail ia lemparkan. Berjam-jam ia menunggu, tetapi tidak seekor ikan pun diperoleh. Perutnya mulai keroncongan.
Segera ia membuka bekal yang dibawanya. Secepat kilat pula kucing kesayangannya merampas bungkusan itu. Akibatnya, nasi terlempar ke sungai. Ah sungguh malang nasib Pak Lebai! dikejar tiada dapar, yang dimiliki berceceran.
Sumber Buku Bina Bahasa dan sastra Indonesia untuk sekolah dasar kelas V penerbit Erlangga
Komentar
Posting Komentar