SEPOTONG ROTI BOY
Tono melihat jam wekernya untuk memastikan sekali lagi, apakah ia terlambat atau tidak, Setelah diperhatikan dengan seksama jam di wekernya tidak berubah. Sudah Pukul 07.30. Itu artinya ia sudah terlambat 15 menit dari sekolah.
Tono bergerak secepat ninja ke kamar mandi, ia mandi dengan cepatnya, hanya beberapa gayung air saja yang diguyur di badannya, sesiap mandi ia mencari pakaian sekolahnya, ternyata tidak ada. "sepertinya percuma saja kalau aku ke sekolah hari ini, tentu saja tidak diinzinkan masuk lagi, kalau begitu aku harus mencari akal". Tono mengecek isi lemarinya. "dapat ini baju yang aku beli saat di medan, dengan baju ini tak akan ada yang tahu kalau aku seorang pelajar". Seusai memakai pakaian ia bergegas keluar rumah. Sembari mengecek bus trans yang berlalung-lalang. "aku akan pergi ke taman hiburan, bosan rasanya kalau ke sekolah setiap hari.
Bus trans sudah sampai di pemberhetian busway, kerumunan orang memasuki bus, mereka saling memperebutkan tempat duduk. Tono santai saja, ia tidak terlalu mempersoalkan tidak kebagian kursi. Baginya berdiri saja sudah cukup bagus.
Bus itu melaju dengan kecepatan sedang. Tono memperhatikan sekitar, sepertinya tak ada orang yang mengenalinya. Bus melewati sekolah Tono "SMA BUDI PEKERTI". Sekilas Tono merasa bersalah karena telah bolos sekolah namun karena sudah terlanjur ia santai saja. Baginya bersekolah adalah bentuk pengekangan karena di sekolah ia tidak mendapatkan ilmu yang sesuai dengan keinginannya.
Banyak orang yang telah menjadi sarjana namun gagal mendapatkan pekerjaan, jadi buat apa terlalu serius bersekolah pikir Tono.
Bus itu tiba di Taman hiburan di kota Jayabaru, Tono turun dari bus, ia memakai masker ke kepalanya, hal itu dilakukan untuk mencegah polisi mengenalinya. Karena sudah beberapa kali teman Tono yang bolos ditangkap polisi di tempat ini. Di taman hiburan terdapat berbagai macam permainan dari permainan anak - anak sampai permainan yang memacu adrenalin. Tono sudah membawa beberapa ratus ribu rupiah yang ia dapatkan dari mencuri uang orangtuanya. Ia paling suka bermain menangkap boneka di mesin capit. Ia tidak pernah berhasil mendapatkan satupun boneka. Karena itu ia bertekak akan memecahkan rekornya sendiri. "sudah setengah jam berlalu namun ia tidak mendapatkan satu bonekapun, sisa uangnya juga tinggal setengah. "sial aku gagal terus, pasti si owner telah melakukan sesuatu terhadap mesin ini, Tono menyepak mesin itu karena geram. Seorang karyawan menegur Tono "mas jangan begitu dong, kalau kalah ya pergi, jangan merusak mesin". Tono cabut dari tempat itu tanpa memperhatikan karyawan itu. Saat itu ia melihat ada seorang anak kecil yang sedang mengawasi seorang wanita paruh baya. Gerak-gerik anak itu mencurigakan, aku harus menyelidikannya ujar Tono. Anak kecil itu memperhatikan keadaaan sekelilingnya, tidak ada yang aneh, saat ia hampir merebut tas wanita tersebut, Tono berlari ia hampiri tubuh anak itu dan menggendongnya. Wanita itu tidak menyadari hal tersebut dan terus berjalan. "hei kenapa kamu mencuri tas wanita itu, seharusnya anak sekecilmu ini ada di sekolah" ujar Tono dengan perasaan jengkel. Anak itu tidak berkata apa-apa. "apakah ia bisu" pikir Tono. Tono mampir ke toko roti, disana ada roti yang sangat disukainya yaitu roti boy. Roti boy adalah roti yang berisikan biji kopi, rasanya enak dan harganya terbilang murah untuk ukuran anak sekolah. Tono memberikan roti tersebut kepada anak itu. Anak itu melahap habis roti tersebut dalam hitungan detik. Kemudian ia mengeluarkan selembar kertas dan menuliskan jika ia sangat berterima kasih kepada Tono. Kemudian ia menuliskan alasan mengapa ia melakukan pencurian tersebut. hal itu dilakukan karena harta orangtuanya telah dibawa lari oleh saudara kandungnya, ia tidak dibagikan sepersenpun, kini ia hidup berkelana untuk mencari sesuap nasi. Mendengar hal tersebut Tono terharu dan ia memutuskan untuk mengajak anak itu ke rumahnya. Ia juga akan dicarikan keluarga yang akan mengadopsinya. Sesampai di rumah, tiba tiba saja terjadi serbuan angin topan, Tono panik dan anak itu tiba tiba menghilang. Angin topan itu memporandak randakan seisi rumah. Tono ikut terbawa angin topan itu. Saat ia sudah pasrah tiba tiba saja ia terbangun. Ternyata semua itu hanya mimpi, Tono kaget dan ia melihat ke arah jarum jam. Baru pukul 02.30 pagi, Tono bersyukur karena itu berarti ia masih sempat bangun untuk mengikuti ulangan keesokan harinya.
Komentar
Posting Komentar