FUTURE DIARY CHAPTER 13

Gerbang Pintu keluar Istana mulai 
Yukiteru mengecek keadaan Yuno, Yuno kelelahan setelah bertarung melawan kedua belas.
"Aku menghargai keberaniamu  kedua, tapi kebersamaan kita cukup sampai disini saja" 
"Nona Tsubaki apa maksud perkataanmu itu? Tanya Yukiteru 
Anggota Tsubaki memberikan sebuah pipa peniup gelembung pada Tsubaki.
" Dasar Anak Bodoh" dari awal si kesembilan hanyalah umpan untuk menangkap kalian. Tsubaki meminta para anggotanya untuk menahan Yukiteru dan Yuno.
"sialan si kedua belas dia mengacaukan rencanaku" Tsubaki menginjak ponsel milik kedua belas.
"kau tidak bisa berbuat begini kan, bukahkan kau ingin membuat orang-orang bahagia" Yukiteru meyakinkan Tsubaki
"aku hanya bersandiwara saja saat mengatakan itu" jadi ayo kita akhiri ini Yukiteru. Tsubaki berjalan perlahan ke arah Yukiteru. Ia menginjak kepala Yukiteru.
 Sekarang terimalah kemarahanku karena telah beraninya mengacaukan rencana brilianku" 
Tsubaki memeriksa gulungan miliknya
"Seharusnya dengan begini bendera dead end sudah berakhir"
Saat membaca gulungan itu wajah Tsubaki berubah, sekujur tubuhnya berkeringat, matanya melotot dan tubuhnya gemetar.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? aku menolak percaya ini?
"aaah" teriakan anggota salah satu anggota Tsubaki 
Yuno mengacuhkan kapak ke mereka dan menghajar mereka satu persatu
"tidak akan kubiarkan kau membunuh Yukiku"
Tsubaki mencoba untuk tetap tenang
"aku harus melindungi gulungan ini jangan sampai sobek karena kapak si kedua"
"Terimalah ini si keenam" Yuno mengacuhkan kapaknya
"aliran darah keluar dari pergelangan tangan Tsubaki"
Tsubaki berteriak dan Yuno menghampiri Yukiteru 
"kau harus segera pergi dari sini"
Yuno memberikan ponselnya kepada Yukiteru dan ia menarik Yukiteru keluar dari tempat itu.
Yukiteru terjatuh ke tanah dan ia mencoba berbicara pada Yuno.Namun Yuno tidak menjawab karena ia telah terbaring lemas. Sekelompok Anggota tsubaki mengejar Yukiteru. Yukiteru memutuskan untuk berlari. Di atas genteng tampak dua orang sedang mengintai. Mereka adalah Uryu dan Kurusu, keduanya memperhatikan apa yang akan dilakukan para anggota Tsubaki.
"sepertinya semua tidak sesuai dengan rencanaku dan bantuan yang aku dapatkan sepertinya sia-sia" kata Kurusu  
"hei bisakah kau melepaskan borgol ini dariku" tanya Uryu dengan wajah yang jengkel
"Boleh saja asalkan kau bersedia menuruti permintaanku"
Tsubaki dan para anggotanya sudah berada di ruangan khusus. Di sana Tsubaki sedang dirawat oleh dua pengikutnya tangannya diperban.
"nona sebaiknya kita mundur saja" saran salah seorang wanita pengikut Tsubaki"
"diamlah rencana kita hampir berhasil"
Setelah tangannya selesai diperban. Tsubaki berjalan ke arah Yuno. 
"Kedua kau akan menjadi umpanku untuk menangkap Yukiteru"
"tidak akan kubiarkan kau membunuh Yukiku, ia tidak akan datang menemuimu".
"baiklah kalau begitu aku akan menyiksamu perlahan-lahan atau aku akan memerintahkan anggotaku untuk menangkap Yukiteru dan menyiksanya di depan matamu? Ancam Tsubaki
Di perkarangan halaman istana, para anggota tsubaki terus mencari keberadaan Yukiteru. Yukiteru bersembunyi di kolong suatu ruangan.
"Tsubaki ternyata merencankan pembunuhan terhadapku berkali-kali, seharusnya aku percaya pada Yuno. Tapi aku malah mengabaikannya, Yuno mungkin seorang psikopat gila tapi aku selalu dilindunginya. Ia selalu ada disaat aku ada bahaya". air mata mengalir di wajah Yukiteru dan tak ia hiraukan cuaca dingin
Yukiteru mengecek ponsel miliknya. disitu tertulis Yuki akan menyelamatkanku.
"apa yang harus aku lakukan, aku memang pengecut" 
Tangis Yukiteru berhenti saat ia melihat bola di sebelah kiri
"sebuah mikropon dibawa oleh pengikut Tsubaki.
"hei apa yang akan engkau rencanakan" tanya Yuno
"aku akan memakai pengeras suara sehingga si pertama bisa mendengar kesakitanmu saat disiksa jadi dia bisa datang ke sini.
Yukiteru mendengar suara teriakan dari Yuno.
"Aku harus menyelamatkannya karena hanya dia yang peduli padaku". Yukiteru keluar dari kolong rumah. Beberapa orang melihat dan mengejarnya. Yukiteru mengambil sebuah kapak yang ada di pojok halaman. Ia berhasil menghalau beberapa anggota Tsubaki sehingga berhasil menemukan lokasi keberadaan Yuno.
Yuno dipukuli dan wajahnya diinjak  dan ia meneriakan Nama Yukiteru.
"Yuki jangan kesini, sangat berbahaya disini" 
Yukiteru tidak peduli ia menghalau para anggota Tsubaki dengan memakai kapak.
Tsubaki yang melihat pemandangan itu merasa terkejut dan ia tak menyangka Yukiteru dapat berbuat senekat itu. Yukiteru mengeluarkan arah panahnya dan bersiap menyerang Tsubaki
"Jangan coba melawanku pertama karena pergerakanmu aku ketahui semua dari gulungan ini. sebaiknya kau menyerah saja dan mati dengan tenang"
Yukiteru mengeluarkan sebuah bola dan ia lemparkan bola itu ke atas.
"aku memiilih Yuno dan aku memilih untuk bertahan hidup"
"dasar anak bodoh" hardik Tsubaki 
Tsubaki terpana melihat bola itu. Rasanya ia pernah melihat bola itu saat ia kecil. Namun lamunannya harus ia bayar dengan amat mahal. Secara tak sengaja ia jatuhkan gulungan itu dan membuat gulungan itu terbuka lebar. Yukiteru melemparkan panahnya dan Tsubaki berusaha menghalangi hal itu namun karena tangannya diperban ia tidak bisa melakukan itu. Terlambat gulungan itu sudah terkena panah Yukiteru. bersamaan dengan itu bola mendarat ke bawah dan bola itu berada tempat di samping tsubaki
" apa yang terjadi, seharusnya tidak seperti ini" Tsubaki mengeluarkan air mata saat mengatakan itu dan ia mencoba mengambil bola itu, namun tubuhnya mulai terisap habis. Para anggota Tsubaki kebingunan melihat hal itu. 
"hari sudah pagi, beberapa polisi telah berada di tempat itu disana garis polisi juga sudah dipasang. Yukiteru dan Yuno berada di mobil. Yuno telah tertidur.  
"siapa kau sebenarnya Yuno?, kau menguntitku, bermain-main dengan nyawa manusia, ah untuk sekarang aku tidak peduli". Yukiteru memejamkan matanya untuk tidur. 
Uryu mengamati matahari terbit dan ia bersandar pada sebuah motor
"apakah polisi itu merencankan sesuatu terhadapku? ia cuma mengambil nomorku dan segera pergi. apapun itu dia tidak akan bisa seenak saja memerintahkanku.
Di TKP, Kurusu mengisap sebatang rokok sembari mengecek ponselnya, ia tersenyum lebar. Dengan begini perserta Future Diary sudah berkurang 4 dan sisa 8  lagi.

Komentar

Postingan Populer