FUTURE DIARY CHAPTER 15


Hari sudah malam, Rea, Yuno dan Yukiteru duduk di meja makan sambil bersantap makanan. Rea masih tidak percaya kalau Yukiteru berani membawa teman perempuan ke rumah.

"Jadi namamu Gasai Yuni, gadis yang imut"
"Mengapa kamu menyembunyikan gadis seimut dari mamamu Yuki"
"coba lihat ekpresi wajahnya" Celoteh Rea
ini adalah hari terburuk dalam hidupku "Yukiteru bergumam dalam hati"
Yuno berjalan ke meja dan ia mengambil sebuah sayuran dan meletakkan di meja makan
"Permisi Nyonya, aku membuat sayuran ini sendiri dan aku sangat ingin nyonya mencicipi ini" 
"Menarik" Rea memakai sumpit dan bersiap untuk mencoba sayuran itu.
Yukiteru mulai sedikit tenang, "hati-hati Yuno, mama adalah kritikus terbaik di dunia menurutku, dia sangat tidak segan-segan memberikan komentar pedas".
"mengesankan, rasanya enak, " puji Rea, Pujian itu membuat Muka Yuno memerah
"yang benar saja" celutuk Yuki"
"kerja bagus sayangku, lain kali kamu harus membuat masakan yang lain. Aku tahu ini enak saat aku melihat sayuran ini'
Yukiteru setengah ragu mengambil sayuran itu dan mulai mencoba sedikit. "Yukiteru sedikit mual saat mencoba
"aku suka tata letak sayuran yang kamu sajikan"
"seperti makanan tradisonal"
 "anakku dia ini gadis yang ramah"
"aku sangat setuju dengan hubungan kalian berdua"
"terima kasih pujiannya nyonya"
"aku benci kehidupanku" Yukiteru menunduk kepala ke meja dan ia menganggap semua ini sudah terlambat Yuno sudah akrab dengan mamanya.
 Sementara itu di suatu klinik, Uryu minene berbaring dan ada seorang dokter yang memeriksa matanya.  Dokter itu memberikan mata palsu kepada Uryu dan ia meminta Uryu untuk melakukan sesuatu namun ditolaknya. Uryu memperhatikan sekitar ruangan itu di luar ada banyak anak-anak.
"hei kenapa banyak anak-anak disini"
"mereka anak dari orang tua yang menghilang di organisasi omekata yang dipimpin oleh Tsubaki.
"menyedihkan sekali memang, aku merawat mereka untuk sekarang ini"
Sekelompok anak tersebut dengan riang bermain, namun ada anak yang bersikap datar saja. ia memegang sebuah boneka kain , bajunya berwarna hijau dan ia memakai saputangan.
"kau tahu balas dendam itu hal yang buruk" sahut uryu, ia mengambil sebuah penutup mata dan memakainya di bagian kanan matanya.
"pastikan kau tidak kehilangan satu mata lagi, kalau tidak hal yang buruk akan terjadi"
Uryu keluar dari tempat itu dan ia berencana menyelidiki tentang organisasi ometaka pimpinan Tsubaki.
Selesai makan malam, Rea mengajak Yuno untuk melihat sesuatu dan ia menanyakan pada Yukiteru, apakah ia mau ikut, Yukiteru menolak ajakan tersebut. Yukiteru duduk di ruang tamu dan memeriksa ponselnya, akan lebih baik jika ia mengamati catatan hariannya mungkin saja ada kejadian yang tidak terduga.
"coba lihat ini foto dia sedang berenang, ini foto dia menangis" celutuk Rea
"wah dia imut sekali "
Yukiteru yang mendengar hal itu, merasa ada yang tidak beres dan ia memutuskan untuk mengecek foto apa yang mereka lihat. Yukiteru kembali ke dapur.
"ma, foto apa yang kamu perlihatkan pada dia" Yukiteru bertanya dengan keras.
Sebelum Rea menjawab, Yukiteru berhasil melihat foto itu
"Hanya fotomu saat kamu bayi" sahut Yuno.
Yukiteru merebut album itu dari mamanya
"ma, jangan perlihatkan ini padanya aku malu" wajah Yukiteru bersemu merah
"baiklah jika kamu merebut itu, aku masih punya album yang lain, ini adalah fotomu saat balita.
kata Rea sembaru memperlihatkan setumpuk album
"Aku benci kehidupanku" gumam Yukiteru dalam hati, air matanya keluar karena malu.
Di istana deus, deus dan muru-muru sedang bercakap-cakap. Mereka mediskusi mengenai keadaan para pemain survival game. Muru-muru memasak sayuran, ia mencicipi sayuran itu sambil berbincang dengan deus.
"kau tahu deus, santai saja masih ada 9 peserta lagi yang tersisa, perjalanan masih panjang"
"ya tapi waktuku sudah semakin sedikit" Tangan Deus mulai mengalami keretakan walaupun retak yang terjadi hanya sedikit.
"di ruang tamu Rea memberikan semacam pemberitahuan kepada Yukiteru dan Yuno, jika ia akan mengasuh anak dari orang tua yang hilang selama 3 hari dan ia membeberkan kalau anak asuhnya itu merupakan anak temannya yang menghilang.
"anak itu laki-laki, dia berumur 2 atau 3 tahun, aku tidak cukup yakin"
"yuno sekarang sudah agak malam, apakah sebaiknya kamu menginap disini saja, karena terlalu berbahaya jika seorang gadis remaja berjalan sendirian di luar terlebih saat malam hari"
"aku pikir itu bukan ide yang bagus" Yukiteru mencoba mencegah hal itu
"terima kasih anda sangat baik hati"
"INI BURUK' teriak Yukiteru
Rea mengeluarkan sebuah kasur tidur dan ia meletakkan kasur tidur tersebut di kamar Yukiteru di sampingnya.
"ma, kenapa dia harus tidur di kamarku?, ada banyak kamar lain yang masih kosong
"kamar yang lain tidak bersih dan aku memilih ruangan ini karena paling bersih.
Seusai Mandi, Yuno masuk ke kamar dan ia sudah memakai piyama tidur
"sudah jam 12 malam, Yukiteru masih belum bisa tidur"
"baru kali ini ada gadis yang menginap di rumahku.
"hei apa kamu mau kita bermain kartu"
"aku tidak mau main, Yukiteru bangkit dari kasur"
"ibumu tidak melarang kita bermain kartu"
"dengar, kamu manis tapi."
"berikan aku waktu"
"maaf, kamu bilang apa?
"kamu akan segera jatuh cinta padaku segera
"bagaimana kamu bisa sangat yakin?
"aku membacanya di catatan harian di ponsel ini, tanggal 21 juli kita akan naik ke level yang lebih tinggi saat itu kita akan bersatu.
"aku punya kabar yang baru untukmu, kalau aku tidak"
"happy endingku berbeda denganmu, tidak peduli apakah kamu setuju atau tidak, hal ini pasti terjadi"
"kita akan menjadi satu:
"aku mau tidur sekarang" yukiteru menarik selimut
"aku suka padanya?, aku tidak bisa membayangkannya, Yukiteru mengingat kembali momen saat ia dan Yuno berdua. di sekolah saat Uryu minene meledak sekolah ia teringat Yuno mengatakan "apapun demimu manisku", kemudian memorinya kembali mengingat saat Yuno mengajaknya ke taman hiburan"
"aku akui di manis tapi tidak-tidak, ada apa denganku, tidak mungkin aku menyukai seorang pengutit psikopat,  Yukiteru memejamkan matanya dan ia akhirnya bisa tertidur lelap. Yuno menghadap ke kiri, ia belum tidur.
"Yukiku mempunyai ibu yang amat baik, aku tidak perlu menggunakan itu"
Yuno membawa sebuah tas yang ternyata sudah ia siapkan disana terdapat beberapa senjata tajam.
"aku tidak akan membiarkan jodohku Amano Yukiteru disakiti" tekat Gasai Yuno. 

   

Komentar

Postingan Populer