FUTURE DIARY CHAPTER 24
1 minggu yang lalu di Tsukishima Kennel
"Aku tidak akan menyangkalnya lagi, sebenarnya aku adalah pembunuh berantai itu, aku terpaksa melakukan itu untuk menghabisi pemilik catatan harian yang lain sebelum mereka membunuhku, aku menyesal itu, karena itu berarti aku tidak terlalu dekat denganmu dan ibumu ucap seorang pria
"ayah" kata seorang anak
"aku terpaksa mengikuti permainan ini untuk kebaikan keluarha kita ucap pria itu lagi
"kita bisa bekerja sama dan aku ada disini untukmu ayah tidak peduli seberapa susah rintangan itu
Pria itu berjalan ke arah jendela dan ia membuka tirainya
"bayangan yang aku takutin ada disitu" ucap pria itu
Seorang pria berbaju putih berdiri di luar rumah dengan memakai sebuah payung.
"orang aneh itu"?
"dia memata-mataiku terus aku curiga dia adalah salah satu pemilik diary"
"dia bukan apa apa, ayah pasti bercanda"
"kita harus berjaga jaga saja jika memang benar dia pemilik catatan harian itu bisa membahayakan kita"
Perempuan itu berdiri di sisi jendela
"aku harus melakukan sesuatu"
Hinata membuyarkan lamunannya ia ingat yang harus dilakukan sekarang
"Berikan apa yang aku mau dan tetap tenang dan jangan berbuat hal yang aneh-aneh, aku peringatkan kalian" ucap hinata kepada mereka.
"kamu mau bilang akise adalah pemilik catatan harian? tanya Yukiteru, ia masih dibekap oleh Mao
"aku tidak tahu, aku merencanakan semua ini untuk bertemu dengannya dan mengetahui kebenaran"
"jadi kamu merencanakan semua ini hanya untuk menangkap Akise" ucap Yukiteru
"maafkan aku teman, tapi kamu tidak bisakan menyalahkan perempuan yang ingin mengetahu kebenarannya, dan beruntungnya kamu mudah sekali diperdaya"Ucap Hinata
"kamu menggunakan aku ucap Yukiteru sedih
"baiklah, jika kamu mau ini silakan ambil tapi sebelumnya ayo kita bermain dulu, akise melempar koin ke udara. kemudian ia berujar yang kanan atau yang kiri?
"jadi aku punya catatan harian dan kamu punya amano jadi kita sama sama punya keuntungan, aku menyarankan kita bermain taruhan dahulu, jika kamu beruntung kamu bisa mendapatkan catatan harianku tanpa harus melepas amano.
"hahaha apa kamu bodoh aku punya catatan ini, permainan ini amat sangat mudah sekali kumenangkan ucap hinata percaya diri
"untuk seseorang yang mempunyai catatan harian masa depan sebaiknya jangan terlalu yakin"
"Anak ini kenapa dia percaya diri sekali?" batin hinata
"hinata jangan biarkan dirimu terpengaruh, ia hanya ingin membuatmu lengah apalagi kamu punya catatan harian amano" ucap Mao menenangkan hinata
"baikalah, ini mudah saja" hinata melihat catatan harian Yukiteru.
"aku duluan" ucap hinata
Akise melemparkan koin ke arah hinata
"menurut catatan harian ini koin akan berada di tangan kanan"
"apapun itu aku tidak berpihak ke siapa-siapa" kata Yukiteru dalam hati. ia melihat hinata sepertinya gelisah. Yukiteru menatap Yuno, ia memberikan isyarat mata ke Yuno. ia menggerak-gerakan mata kanannya yang artinya koin akan berada di tangan kanan.
Ponsel Yuno berbunyi pertanda sesuatu akan terjadi
Yuno gelisah menantikkan hasil itu. Koin sudah dilemparkan
"baiklah dimana koinnya ada" ucap hinata
"Usaha yang bagus amano, aku tahu kamu memberikan isyarat ke dia, jadi aku memindahkan koij ke tangan kiri, lain kali hati-hati saat memberikan isyarat ke temanmu, benci permainnya jangan ke pemainnya ujar hinata dalam hati
Yuno menghampiri Akise ia membisikkan sesuatu.
"ini bukan masalah besar, catatan harianku menjelaskan semuanya secara detail.
"itu ada di tangan kirimu, aku membaca itu minggu lalu" ujar Akise]
Hinata dan Yukiteru terkejut
"bagaimana kau bisa tahu? ucap Hinata terkejut
"apa benar dia pemilik catatan harian atau orang ini batin Yuno
"bagaimana bisa aku melihat di catatan ini, apa catatan ini berubah? tanya Hinata
"baiklah ayo kita coba sekali lagi"kata Akise menyarankan
"aku tidak mengerti, bukankah catatan harian amano memprediksikan apa yang terjadi pada hari ini termasuk apa yang akise tebak? tanya Mao
"diamlah mao"
Akise melemparkan koin
"dimana letak koinku" tanyanya pada Hinata
Hinata melihat ponsel Yukiteru disitu tertulis di arah kanan
"koinnya ada di tangan kanan"
ponsel Yukiteru berbunyi lagi
"tidak ada di keduanya, aku menang kali ini" saran Akise
"jangan bercanda ini baru satu babak aku akan melepaskan Amano saja tanpa memberikan ponselnya karena aku sudah setuju dengan permainan bodohmu ini, apa kau keberatan?
Akise hanya diam saja
Yukiteru dilepaskan oleh Mao. ia menghampiri Akise
"luar biasa bro, kita bisa bekerja sama dan kita bisa menjadi duo tidak terkalahkan" ucap Yukiteru semangat
"ini aneh, ponsel orang ini tidak berbunyi apa-apa saat ia menebak dan perempuan itu menebak koinnya, ini ada yang tidak beres" selidik Yuno dalam hati
"baiklah tapi kamu berjanji jika aku menang kali ini akan menjadi ronde terakhir, tidak ada lag' belum selesai Akise bicara ia dijatuhkan ke bawah oleh Yuno dan dan diancam dengan silet
Mereka kaget melihat hal itu
"maafkan menganggu jalannya permainan ini, tapi ada satu hal yang ingin kutanyakan kau ini siapa dan nomor berapa?"
"Akise tidak menjawab ia masih diam dan bersikap tenang"
"hei apa yang kamu lakukan Yuno, dia mencoba mendapatkan Ponselku kembali kenapa kamu halangi? Tanya Yukiteru
"maafkan aku sayang, kamu harus berpikir panjang jika ingin selamat, kita harus melihat ponsel miliknya. Yuno mengambil ponsel Akise."lihat tidak ada apa-apa di ponselnya itu artinya dia bukan pemilik catatan harian. Permisi, apa tujuanmu melakukan permainan ini, kau buka pemilik catatan harian?.
"hahhaaha, aku hanya bercanda kalau aku memiliki catatan hari itu, aku hanya ingin bersenang senang saja'
"apa tapi kamu menang dalam dua babak" ucap Yukiteru heran
"aku hanya beruntung dan itu membuat Hinata gugup dan membuat rencananya berantakan"
"tapi kau bermain main dengan nyawa Yuki ucap Yuno sambil mengayuhkan silet ke leher Akise.
Namun dengan singgap Akise membalikkan badannya ia menjatuhkan Yuno
"maaf ada permainan yanfg harus kuselesaikan, aki masih harus hidup dulu. Aku tahu alasan Hinata memasulkan kematiannya itu karena rahasia kecil ayahnya, jadi kenapa kita tidak selesaikan permainan ini untuk mendapatkan ponsel Yukiteru kembali.
"ini gila kita tidak akan bisa menang karena dia punya ponsel milikku" ucap Yukiteru
Akise berbisik ke Yuno
'baiklah ayo kita selesaikan terus permainan ini, jika kau menang kau bisa mendapatkan ponsel Amano kembali dan jika aku menang kau akan aku sandera ucap Hinata
"hinata, berjanjilah padaku jika permainan ini berakhir kita masih bisa berteman' Ucap Yukiteru berharap
"terserah, aku biarkan kau hidup karena kau amat lemah" ucap Hinata
Hinata terkejut karena Yukiteru masih mau berteman dengannya.
"apa kau kehilangan pikiran hinata, kau tidak bisa melepaskan nya begitu saja" kata Mao dengan suara keras
"ayokahg"ayolah kita masih ada harapan menang, kau sebanyak pergi saja dari sini.maafkan aku ucap Hinata.
Yuno memperingatkan Akise dengan mata melotot ia mengucapkan dengarkan aku kau sebaiknya tidak menebak asal-asalan karena kau bisa membahayakan nyawa laki-lakiku, aku keberatan tentang hal itu dan asal kau tahu aku tidak percaya denganmu malah aku ingin memukulmu"
"hahaha tenang saja aku akan berhati hati karena laki-lakimu orang yang keren" ucap Akise
"ha?, tunggu dulu. Ucap Yuno malu. ia kaget karena Akise memuji Yukiteru di depannya ia menjadi agak malu.
"hei cepat sedikit"bentak hinata
Hinata melempar koin
"perhatikan baik baik, kanan atau kiri".
Kali ini aku akan menang karena koinnya di tangan kanan dan Akise akan menebak di arah kiri.
Yuno menghampiri Yukiteru
"sayang bolehkah aku membisikan sesuat" Yuno menutup kedua telinga Yukiteru.
Akise melihat ke arah Yukiteru dan Yuno
"sebenarnya ada di kanan" ucapnya
"sialan, bagaimana ia bisa tahu?"
Yuno melepaskan tangannya di telinga Yukiteru.
"maafkan aku Yukiteru aku menebak ke arah yang salah"
"apa, bagaimana bisa, apa yang harus kita lakukan sekarang kata Yukiteru panik
Yuno menekuk perut Yukiteru dengan kakinya hal itu membuat Yukiteru pingsan.
"baiklah Yuki sudah tertidur ayo kita main lagi dan ini akan menjadi ronde keempat sekaligus ronde final.
"aku tidak mengerti kenapa ia mau bermain lagi dan membuatnya bisa saja kalah ucap hinata sambil melihat ponsel. "tentu saja, catatan harian Yukiteru memprediksikan apa yang Yukiteru pikirkan.
"jadi kau membuat prediksi palsu.
"ya memang agak membuak tentang hal itu namun aku berhasil menembak semuanya dengan benar.
"bagaimana kau bisa menang nantinya"tanya Hinata penasaran
"aku hanya menebak saja dan peluang itu 50-50, namun jika melihatmu gelisah begini aku yakin akan menang. "kau sudah kalah wahai temanku" ucap Akise
Hinata sadar kali ini ia sudah terpojok dan ia melihat Mao. Yuno tiba tiba berlari ia menusuk Mao yang berusaha menghancurkan pinsel milik Yukiteru.
Namun Mao gagal melakukannya karena ia telah tertusuk lebih dahulu.
"kau tidak boleh melakukan itu padanya" ucap Hinata sambil memukul Yuno
Ponsel Yukiteru terlempar dan jatuh di arah Yukiteru
Yukiteru sudah terbangun
"kalian semua tidak cukup dengan ayahku sahabatku juga kalian berusaha bunuh teriak Hinata
Ia menangis melihat Mao terluka dan terkapar.
"maaf" ucap Yukiteru
"ayolah Yukiteru tidak ada waktunya untuk bersimpati ayo kita pergi dari sini ajak Akise.
Keadaan yukiteru masih agak lemah ia akhirnya dipapah oleh Yuno keluar ruangan diikuti oleh Akise. Kosouka yang hanya diam saja juga ikut keluar ruangan gedung.
Di gedung itu hanya tinggal mereka berdua saja.
"Mao bertahanlah, jangan berdarah lagi atau kau akan kehilangan banyak darah"
Hinata memanggil para anjingya ia memerintahkan mereka untuk mengejar Yukiteru, Akise dan Kousaka.
"siapapun yang membuat temanku terluka tidak akan kubiarkan selamat hidup-hidup" teriak Hinata
Komentar
Posting Komentar